Ilmu Alamiah Dasar 1
Ilmu Alamiah Dasar
Source: Drs. H. Abu Ahmad - Ir. A. Supatmo
PERKENALAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
H. W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan
dirumukan, yang berhubungan dengan genjala- genjala kebendaan dan didasarkan terutama
atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes dalam bukunya “Science in
Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh
dengan metode khusus.
IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan
atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala alam. Betapa pun indahnya suatu
teori dirumuskan, tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan
hasil-hasil pengamatan/observasi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan/alam
diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan (eksperimen),
kemudian berdasarkan hail eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya.
Teori pun tidak dapat berdiri sendiri. Teori selalu didasari oleh suatu hasil
pengamatan
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang memepelajari alam dengan
segala isinya. Ilmu pengetahuan alam mempunyai bentuk yang mantap sebagai ilmu
baru terjadi menjelang abad XVI.
Awal dari ilmu pengetahuan alam dimulai pada saat manuia
memperhatikan gejala gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya.
Pengetahuan yang diperoleh mula mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap
gejala alam yang ada. Kemudian makain betambah dengan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu
melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil eksperimen kemudian diperoleh pengetahuan yang baru.
Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini
lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.
1). Zaman Kuno: pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno
berasal dari kemampuan mengamati dan membeda bedakan, serta dari hasil
percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and eror semua pengetahuan yang
diperoleh diterima sebagaimana adanya.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan
berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat sebab tertib dan berlangsung
terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatn peredaran matahari, ahli
astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan,
minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam
60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam puuh ini juga digunkan
untuk pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1
derajat dan satu lingkaran penuh adalah 360. Demikian pula ahli Babilionia
dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18
tahun tambah sepuluh atau sebelas hari. Ini terjadi kira kira 3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM. Telah dapat dibnagun pyramid di Mesir
untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil.
Pembanguna pyramid itu juga menunjukan bahwa pengetahuan teknik bangunan dan
matematika khusunya geometrid an arirmatika telah maju.
Kurang lebih tahun 1600 SM. Orang mesir telah menghitung keliling
lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama
dengan seperdua belas kuadrat
kelilingnya.
2). Zaman Yunani Kuno: Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang
peat sekali pada zaman yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari
bangsa yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan
sebagaimana adanya tetapi secra spekulatif mencoba mencari jawaban tentang asal
usul dan sebab akibat dari segala sesuatu
Perkembangan Alam Pikiran Manusia
1.
Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus, terutama
otaknya
2.
Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar
3.
Memberikan tanggapan terhapa rangsangan dari dalam dan luar
4.
Memilik potensi berkembang biak
5.
Tubuh dan bergerak
6.
Berinteraksi dengan lingkungannya
7.
Mati
Bila
dibandingkan dengan hewan lain, maka tubuh manusia lemah, sedang rohaninya
adalah akal akal budi dan kemauan sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang
seperti burung, tidak dapat berenag secepat buya, tidak mampu mengangkat benda
seperti gajah dan sebagainya. Tetapi dengan akal budinya dan kemauannya,
manusia dapat menjadi mahluk yang lebih dari mahluk lain. kelebihan manusia itu
karena akal budi dan kemauan yang keras
sehingga dapat mengendalikan tubuh
jasmaninya.
Manusia
sebagai mahluk berfikir dibekali harat ingin tahu, tentang benda dan peristiwa
yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskangejala
gejala alam, baik alam besar maupun alam kecil, serta berusaha memecahkan
masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha memahami dan
memecahkan masalah yang dihadapi, akhirnya manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan.
Pada
hewan usaha untuk ekspolrasi kealam sekitar didorong oleh instink, yang
terpusat pada usaha untuk mempertahankan dan melangsungkan kehidupan.
Pengetahuan
yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terbatas pada obyek yang dapat diamati
dengan panca indera saja, tetapi juga masalah masalah lain misalnya yang
berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidak indah. Kalao maalah dapat
dipecahkan, timbul masalah lain untuk menunggu pemecahannya, manusia bertanya
terus setelah tahu”apa”nya. Mereka ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa”. Manusia mampu menggunakan
pengetahuan yang dahulu untuk dikombinaikan dengan pengetahuan yang baru
menjadi pengetahuan yang lebih baru. Hal yang demikian telah berlangsung
berabad abad, sehingga terjadi penumpukan pengetahaun.
Mitos,
Penalaran dan berbagai dan berbagai cara memperoleh pengetahuan
Pada awal pra sejarah kemampuan manuia masih terbatas, baik
keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran. Keterbatasan itu
menyebabkan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara pemikiran yang
sederhana meneyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang
kurang tepat. Demikian pengetahauan yang terkumpul belum dapat memberikan
kepuaan rasa ingin tahu manusia, dan maih jauh dari kebenaran.
Perkembangan selanjutnya adalah untuk memenuhi kebutuhan non-fiik
atau kebutuhan pikirannya, jadi tidak semata mata untuk memenuhi kebutuhan
fisiknya. Rasa ingin tahu manusia
ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja
untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereka reka sendiri jawabannya.
Sebagai contoh: “Mengapa gunung meletus ?” karena tidak tahu jawabannya maka direka reka
sendiri dengan jawaban “yang berkuasa dari gunung itu edang marah ”. maka
muncul pengetahuan pemikiran baru yang disebut “yang berkuas”. Dengan
menggunkaan jalan pikiran yang sama munculah anaggapan adanya “yang berkuasa ”
didalam hutan lebat, sungai yang besar,
pohon yang besar, matahari, bulan, kilat, atau adanya raksasa yang
menelan bulan pada saaat gerhana rembulan.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat
indera manusia misalnya:
1.
Alat penglihatan
Banyak benda benda yang
bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat
membedakan benda benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh,
mkaa tak mampu melihatnya.
2.
Alat pendengaran
Pendegaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi
dari 30 sampai 3000 perdetik. Getaran dibawah tiga puluh atau diatas tiga puluh
ribu perdetik tak terdengar
3.
Alat pencium dan pengecap
Baud dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun
diciumnya. Manusia hanya bisa mebedakan 4 jeni rasa yaitu rasa mani, asam, asin
dan pahit.
4.
Alat perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun
sangat relative sehingga ridak bisa dipaki sebgagai alat observai yang
tepat.
Menurut augute
comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
1.
Tahap teologi atau aktif
2.
Tahap filsafat atau metafisk atau abstrak
3.
Tahap positif atau ilmiah real
Metode ilmiah dan langkah langkah operasionalnya
1.
Timbulnya ilmu pengetahuan alam
Makin sempurnanya alat
pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatkan kemampuan
berfikir manusia, maka pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua
ajaran Aristoteles maupun Ptolomeus. Sebagai tonggak sejarah dapat dicatat
disini adalah:
Nokolas Copernicius (1473-1543). Ia tidak saja astronom tetapi juga
ahli matematika dan pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan merobak pandangan
astronom zaman yunani berjudul “De Revolutionibus Orbium Caelestium”. Artinya
“Peredaran Alam Semesta ”. buku itu dituli pada tahun 1507 namun tidak segera
diumumkan karena prinsip heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan tentang
kepercayaan penguasa pada saat itu. Pokok ajarannya antara lain:
1.
Matahari adalah pusat dari sistem solar. Didalam sistem itu bumi adalah
salah satu planet diantara planet planet lain yang beredar mengelilingi
matahari
2.
Bulan beredar mengelilingi
bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari
3.
Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan
adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang bintang
Pengikut Copernicus yaitu Bruno (1548-1600) memperoleh kesimpulan
lebih jauh lagi yaitu:
1.
Jagad raya ini tidak ada batasnya
2.
Bintang bintang tersebar
diseluruh jagad raya
Karena keberaniannya mengungkapkan pendapat yang bertentangan
dengan pandangan penguasa waktu itu, maka ia dianggap kemasukan setan lalu
dibakar sampai matipada tahun 1600
Ahli astronomi lain yang juga penting dicatat adalah Johannes Kepler (1571-1630). Ia
mengungkpakan pendapatnya antara lain bahwa:
1.
Planet planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis lurus edar
yang yang berbentuk elips dengan suatu focus
2.
Bila tarik gari imaginasi dari planet ke matahari, dan sementara
itu ia bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada
jangka waktu yang sama adalah sama
3.
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari
secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata rata planet
itu terhadap matahari
Perlu dicatat pula orang besar bernama Galileo (1564-142). Orang
italia ini dengan berani penemuannya dengan teleskopnya yang mutakhir pada saat
itu, yang bertentangan pada pandangan pandangan penguasa. Ia membenarkan teori
Copernicus tentang Heliosentrisme yang jelas bertentangan dengan ajaran agama
saat itu yang homosentris atau geosentris. Lebih jauh ia menemukan bahwa ada
empat buah bulan yang mengelilingi Yupiter, adanya gunung gunung di bulan, dan
suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting untuk dapat menghitung
kecepatan rotasi matahari. Kelompok taburan bintang yang ia sebut “Milky Way”
atau bima sakti terdiri dari dari bermilyar bintang. Dan yang sangat
menakjubkan adalah ditemukannya cincin Saturnus.
Langkah Langkah Operaional Metode Ilmiah
Salah satu syarat imu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan
itu haru diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh
ilmu pengetahuan itu menentukan apakah pengeetahuan itu termauk ilmiah atau
tidak. Metode ilmiah tentu saja haru menjamin akan menghasikan pengetahuan yang
ilmiah, yaitu yang bercirikan obyektivitas, konsisten, dan sistematik Langkah
langkahnya sebagai berikut:
1.
Perumusahan masalah: yang dimaksud masalah ini adalah pernyataan
apa, mengapa, ataupun bagaimana, tentang obyek yang teliti. Masalah itu harus
jelas batas batasnya serta dikenal factor factor yang mempengaruhi
2.
Penyusunan hipotesis: yang dimaksud hipoteis adalah suatu
pernyataan yang menunjukan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja
didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebgaai
jawaban sementara, drai permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu
observasi atau eksperimentai
3.
Pengujian Hipotesis: yaitu berbagai pengumpulan fakta fakta yang
relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah
terdapat fakta fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta fakta
ini dapat diperoleh melalui pengamatan langung dengan mata atau memlaui
teleskop atau dapat juga melalui ujin coba atau eksperimentasi, kemudian fakta
fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan
4.
Penarikan Kesimpulan: Penarikan keimpulan ini didasrakan atas
penilaian melalui analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis
yang diajaukan itu diterima atau tidak.
Soal
1.
Siapakah yang menetapkan pemagian waktu pada dahulu?
a.
Astronomi Babilionia
b.
Amstrong
c.
John F. Kendy
d.
Bill Gates
Jawaban: A
2.
Siapakah ilmuwan yang menyatakan bahwa jagad raya tidak ada
batasnya?
a.
Copernicus
b.
Karl Marx
c.
Ibnu Abbas
d.
Ibnu Sina
Jawaban: A
3.
Berikut ini adalah unkapan Johannes Kepler, kecuali?
a.
Planet planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis lurus
edar yang yang berbentuk elips dengan suatu focus
b.
Bila tarik gari imaginasi dari planet ke matahari, dan sementara
itu ia bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada
jangka waktu yang sama adalah sama
c.
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi
matahari secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata rata
planet itu terhadap matahari
d.
Bumi itu tidak ada batasannya, dan bulan berputar pada porosnya
Jawaban: D
Apakah syarat ilmu pengetahuan: Bahwa materi pengetahuan itu harus
diperoleh melalui metode ilmiah.
The Golden Nugget Las Vegas: The Best Hotel & Casino in USA
BalasHapusBook our resort with a stay at the award-winning Golden Nugget Las Vegas, right leovegas here in the heart of Las Vegas! ラッã‚ーニッã‚ー Featuring free WiFi and free valet 카지노 parking